Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Pongoro menghadapi tantangan serius dalam menarik siswa baru pada tahun ajaran ini. Tidak seorang pun murid baru yang mendaftar di sekolah tersebut, membuat pihak sekolah menghadapi krisis keberlanjutan. Salah satu penyebab utamanya adalah persaingan ketat dengan sekolah-sekolah swasta di sekitar wilayah tersebut yang menawarkan fasilitas dan program pendidikan yang lebih unggul.

Kepala Sekolah SDN Pongoro, Bapak Ahmad Suryanto, mengungkapkan keprihatinannya terkait kondisi ini. “Kami sangat prihatin dengan situasi ini. Kurangnya minat masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka di SDN Pongoro menjadi tantangan besar bagi kami. Kami berupaya keras untuk meningkatkan kualitas pendidikan, namun keterbatasan anggaran dan fasilitas menjadi hambatan utama,” ujarnya.

SDN PongoroTidak Dapat MuridBaru, Kalah Saing dengan SD Swasta

Salah satu faktor yang membuat SDN Pongoro kalah bersaing adalah terbatasnya fasilitas. Sementara sekolah swasta menawarkan ruang kelas yang nyaman, laboratorium yang lengkap, serta program ekstrakurikuler yang beragam, SDN Pongoro masih bergelut dengan infrastruktur yang kurang memadai. Beberapa ruang kelas memerlukan renovasi, dan sarana belajar mengajar yang tersedia tidak sebanding dengan yang dimiliki sekolah swasta.

Krisis ini menjadi refleksi penting bagi sistem pendidikan di Indonesia, di mana kesenjangan antara sekolah negeri dan swasta masih menjadi masalah yang harus segera diatasi. Upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan pihak sekolah diperlukan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang merata dan berkualitas bagi semua anak.